z-index:+1000; } * html #gb{position:relative;} .gbtab{ height:100px; width:30px; float:left; cursor:pointer; background:url('http://lh4.ggpht.com/_jn57XA2jLxY/SmCHl1YEsxI/AAAAAAAAAXQ/HshHClEVcvY/tabs.png') no-repeat; } .gbcontent{ float:left; border:2px solid #A5BD51; background:#F5F5F5; padding:10px; }



what's time now?

Minggu, 23 Januari 2011

Film Merah Putih


Menyambut Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus mendatang, sebuah film bertemakan nasionalisme bakal dirilis. Yadi Sugandi,  penata sinematografi, yang pernah menggarap film    Laskar Pelangi, Under The Tree, Tiga Hari Untuk Selamanya, dan The Photograph, dipercaya untuk menjadi sutradaranya.

Film Merah Putih, diangkat berdasarkan sejarah otentik perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada 1947, ketika agresi Militer Belanda di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Rob Allyn, produser eksekutif  Merah Putih mengatakan, film ini berusaha membangun semangat nasionalisme bangsa Indonesia dan pentingnya sebuah persatuan. "Kami juga berharap film ini hadir pada saat yang tepat, untuk mengingatkan Indonesia bahwa para pemuda telah berjuang dengan gagah berani untuk meraih kemerdekaan dan kebebasan dari dominasi kolonial," katanya di Jakarta.

Merah Putih bercerita tentang sekelompok pejuang kemerdekaan, para kadet-kadet tentara rakyat yang berasal dari etnis, agama, kelas sosial berbeda. Perbedaan inilah yang memberi warna pada karakter masing-masing pemainnya.

Tak sekedar mengangkat film dengan tema nasionalisme, Allyn juga mengaku ingin memberikan tontonan yang berbeda dengan menghadirkan sentuhan special effects kelas dunia.  "Kami ingin membuat film saga berlatar sejarah dengan sentuhan Hollywood, mengombinasikan bakat-bakat terbaik yang dimiliki perfilman Indonesia yang sedang mekar dengan special effects kelas dunia," ujar Allyn.

Untuk mewujudkan hal tersebut, film yang dibintangi di antaranya aktor Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, T. Rifnu Wikana, dan Rahayu Saraswati itu, melibatkan sejumlah ahli perfilman internasional berpengalaman di  Hollywood. Sebut saja Adam Howarth yang pernah menjadi coordinator special effect untuk film Saving Private Ryan, Blackhawk Down. Ada juga kordinator pemeran pengganti Rocky McDonald, yang sukses di film Mission Impossible II dan The Quiet American.

Allyn juga melibatkan ahli persenjataan John Bowring yang ikut serta di film Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia dan X-Men Origins:Wolverine.

Menurut Allyn, persiapan film berlangsung selama dua tahun lebih. Tim produksi terlebih dahulu mewawancarai sejumlah veteran pada zaman revolusi, melakukan riset mendalam, memverifikasi kembali data sebelum menyusun naskah.

Terkait pemilihan Yadi sebagai sutradara, Allyn menjelaskan, Yadi dinilai akan bisa membawa sensibilitas orang Indonesia yang sesungguhnya sekaligus keindahan visual yang menggugah untuk menceritakan kisah ini.

Kekuatan itu juga akan hadir lewat sentuhan penata artistik yang dipercayakan kepada Iri Supit, yang memiliki koleksi terbaik properti, juga pengetahuan mengenai periode sejarah yang menjadi latar belakang, serta editor Sastha Sunu, yang pernah menyunting film Gie, turut digandeng sebagai editornya.

film Merah Putih ini akan dirilis ke publik pada 13 Agustus di jaringan bioskop 21 dan Blitzmegaplex.

Firman Utina


Firman Utina (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 15 Desember 1981; umur 29 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai gelandang serang. Saat ini ia memperkuat Sriwijaya FC tim dari Liga Super Indonesia. Tinggi badannya 165 cm. Pemain ini pernah bermain di klub Persma Manado, Persita Tangerang, dan Arema Malang. Ia juga telah memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia dan terpilih sebagai Pemain Terbaik pada pertandingan Indonesia melawan Bahrain di Piala Asia 2007.ia juga sempat mengantarkan Arema Malang menjuarai Copa Dji Sam Soe dan terpilih menjadi pemain terbaik dalam pada pertandingan tersebut

Perjalanan karier

Partisipasi di tim nasional



Chua "KOTAK BAND"


Kerabat Kotak pasti sudah tak asing lagi dengan cewek satu ini. Ya. Chua memang memberi warna tersendiri pada sound dan penampilan Kotak Band. Inilah profil, biodata dan foto-foto Chua. Chua mengenal musik sejak duduk di bangku SMP di Makssar. Ketertarikannya pada musik tak lepas dari sang kakak yang lebih dulu terjun sebagai musisi.

Kemudian ia mulai belajar bass. Setelah cukup mahir main bass, Chua kerap ngejam bareng teman-temannya. Lalu saat pindah ke Surabaya mulai tampil di televisi lokal dan kafe-kafe


Ketika kuliah, manajer sebuah band indie bernama V-Mail (salah satu personelnya Mitha yang sekarang di The Virgin) terpikat melihat aksi Chua mencabik bass saat tampil bersama band kampusnya. Akhirnya, ia direkrut V-Mail dan sempat manggung di sejumlah acara, di antaranya Kemang Festival 2008.


Manajer Kotak Band yang sata itu sedang mencari pemain bass (untuk menggantiukan Icez) ternyata juga tertarik merekrutnya. Chua pun 'dibajak' dan mulai memperkuat Kotak di album kedua.

Twitter


Twitter merupakan salah satu jejaring sosial yang cukup drastis peningkatan penggunanya akhir-akhir ini. kita bisa lihat atau dengar orang-orang yang membicarakan twitter, saya menggunakan media twitter untuk meningkatkan jumlah pertemanan dan sekaligus merupakan langkah yang bagus untuk mendongkrak SEO, tapi tidak lupa juga bahwa kita bisa bertukar informasi mengenai berita-berita terbaru yang terdapat di seluruh dunia dengan sangat cepatnya.
Dan Satu hal yang penting adalah sekarang para pebisinis seluruh dunia mulai menggunakan media ini untuk mengembangkan / mempopulerkan bisnis mereka dengan promosi yang sangat-sangat minim biaya
Di bawah ini adalah ilustrasi panduan yang dapat bermanfaat untuk keperluan pribadi maupun bisnis ..

KOTAK BAND "The Power Music Indonesia"


Berawal dari ajang Dream Band tahun 2004 silam, Kotak lahir dibidani salah seorang personel Kahitna, Doddy, yang bertindak sebagai produser. Saat itu, Doddy melakukan audisi untuk membentuk format band baru di Indonesia yang terdiri atas drummer, gitaris, bassist, dan vokalis.
Audisi tersebut cukup mendapatkan respons dari musisi remaja yang ingin mencoba peruntungannya di industri musik. Sebanyak 400 orang vokalis, 170 bassist, ratusan gitaris, dan ratusan drummer menjejali tempat audisi. Setelah melakukan audisi dengan mempertimbangkan berbagai format penilaian, terpilihlah 2 vokalis, 2 bassist, 3 gitaris, dan 2 drummer. Musisi muda terpilih itu kemudian diramu lagi menjadi dua band yaitu Kotak yang personelnya empat orang dan "Lima" yang personelnya lima orang.
Nama Kotak memiliki arti empat sisi dan empat sudut yang bersatu menjadi bangunan kotak. Hal itu menggambarkan tentang empat orang yang berbeda tetapi bersatu dalam satu wadah musik.
Formasi band Kotak saat itu bukan seperti yang ada sekarang. Formasi grup band Kotak pertama kali diisi oleh Cella (gitar), Ices (bas), Pare (vokal), dan Posan (drum). Mereka kemudian merilis album pertama berjudul "Kotak".
Pada tahun 2007, Ices dan Pare ternyata memutuskan keluar dari band. Posisi yang kosong kemudian digantikan oleh Tantri pada vokal dan Chua pada bas. Mereka kemudian merilis album keduanya berjudul "Kotak Kedua" pada tahun 2009.
Menurut Tantri, dirinya sempat canggung ketika pertama bergabung dalam band ini. "Karakter vokal Pare sudah melekat di Kotak, aku sempat bingung mau nerusin karakter Pare atau sendiri saja. Tetapi, setelah sering main bareng dan latihan, aku mutusin untuk pakai karakter sendiri," katanya.
Ternyata formasi band baru di album kedua tersebut membawa kesuksesan bagi band Kotak untuk lebih berkibar di industri musik Indonesia. Tidak hanya ring back tone (RBT) yang sudah terjual satu juta. Performa mereka yang memukau di panggung membuat Kotak laris mendapatkan tawaran tur ke berbagai daerah di Indonesia.
Tidak hanya di bidang penjualan, berbagai trofi pun berhasil diraih grup band ini di berbagai ajang penghargaan musik. Pada Anugerah Musik Indonesia ke-12, mereka meraih penghargaan untuk kategori Solo/Duo/Grup Rock Terbaik. Album mereka "Kotak Kedua" juga diganjar penghargaan kategori Album Rock Terbaik.
Mereka juga sukses menyabet kategori Grup/Duo Pendatang Baru Terbaik versi Anugerah Planet Musik (APM) 2009. Terakhir MTV Indonesia Awards menobatkan mereka sebagai Most Favourite Breakhtrought Artist 2009.
Meskipun sukses berada di posisi saat ini, personel Kotak berharap bahwa hal itu belum merupakan puncak dari perjalanan mereka. Masih banyak mimpi yang ingin mereka raih untuk tetap eksis di industri musik. Setidaknya mereka kini telah melewati loncatan pertama mereka dari dream band menuju real band.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger